Mengenai Saya

Foto saya
kami adalah mahasiswa pendidikan sejarah.. mahasiswa yang selalu dicerca, yang hanya mempelajari masa yang telah berlalu... namun kami punya keyakinan semua ada ahlinya, dan kami adalah mahasiswa yang mempunyai sedikit kelebihan dalam mempelajari sejarah.

Selasa, 10 Maret 2009

TAHTA UNTUK KAMI

Jika demokrasi diibaratkan rumah-tempat anak-anak bangsa tumbuh, besar, dan menjadi dewasa- mahasiswa kiranya merupakan pasak utama yang menopangnya. Soe Hok Gie, dalam perumpamaan tentang gerakan mahasiswa mengatakan bahwa mahasiswa itu ibarat jago tembak dalam film-film koboi. Mereka-mahasiswa- datang ke kota rusuh yang dipenuhi penjahat, menembak mati maling, dan-setelah kota aman-dengan ringan pergi melenggang menuju matahari terbenam. Selanjutnya, pengelolaan kota diserahkan kepada penduduk.
Setiap pahlawan bercerita tentang inspiransi, tapi juga sebuah tragedi. Orang boleh berkata radikal tapi kiranya ratusan sesulih muda itu bisa berkisah tentang sejarah yang sedang dibuat dan sejarah yang disia-siakan. Yang sedang dibuat adalah riwayat Indonesia yang berubah dengan harapan untuk menjadi lebih demokratis. Yang disia-siakan-dan itulah tragedi Indonesia- adalah sebuah kesempatan untuk membangun Indonesia tanpa kekerasan, tanpa lebih banyak luka, dan dengan arah yang lebih jelas. Mahasiswa…
Gerakan mahasiswa, menurut Gunawan Muhammad dalam Tempo edisi 17-23 November 1998, tidak ubahnya adalah sebuah tradisi yang menempatkan mahasiswa bersama pemuda memegang peran pembebasan. Adalah Perhimpoenan Indonesia di Belanda gerakan mahasiswa tertua yang tercacat dalam sejarah perjuangan bangsa disusul Ampera 1966 yang berhasil menurunkan Soekarno dan secara tidak langsung mendudukkan Soeharto di pucuk tertinggi pimpinan negeri ini.
Gerakan mahasiswa 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan yang ditandai dengan tumbangnya orde baru, tepatnya lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan tanggal 21 Mei 1998. Bertajuk demokrasi, ribuan pemuda yang terafiliasi dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) tersebut pun menggelar demokrasi jalanan. Puluhan tumbang; ratusan luka. Semua berteriak: mahasiswa radikal, revolusioner, komunis! Setidaknya, jika dicermati, ada tiga hal yang mendorong efektivitas aksi mahasiswa. Pertama, gejala kurangnya dukungan masyarakat yang umumnya menginginkan kehidupan kembali normal untuk bisa mencari nafkah. Kedua, stamina dan kebutuhan belajar mahasiswa. Ketiga, sifat gerakan mahasiswa yang pada umumnya mencerminkan deru semangat.
Bagaimana dengan corak mahasiswa gerakan mahasiswa sekarang? Gerakan mahasiswa 1998 kiranya menjadi bahan refleksi sekaligus jawaban. Sudah tidak sepantasnya mahasiswa berkutat dengan budaya hedon! (GA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar